Wireless Mesh Networking (Jaringan Komputer Mesh Nirkabel)

Senin, 15 April 2013

Topologi Jaringan
Jaringan komputer dapat dibentuk dengan banyak cara, dari segi topologi, umumnya dapat dibentuk dengan topologi ad-hoc, bus, ring dan star. Bus dan ring sudah tidak banyak digunakan, terakhir liat topologi ini sekitar 8 tahun lalu  (hehe.. jadul banget kan) yang hanya mampu menghantarkan maksimum 10 Mbps. Topologi star yang paling banyak dimanfaatkan saat ini.
Untuk menghubungi satu komputer, dalam topologi star harus melalui sebuah titik akses terpusat, biasanya sebuah switch/hub atau sebuah access point (AP). Sedangkan hubungan dengan mekanisme ad-hoc umumnya digunakan untuk menghubungkan dua komputer saja. Tidak ada hubungan client-server disini, artinya tidak juga dibutuhkan AP, namun hubungannya terbatas hanya dua komputer saja.
Topologi Mesh
Kombinasi kedua topologi star dan ad-hoc menghasilkan topologi mesh yang unik. Untuk melakukan hubungan ke titik yang lainnya, mesh tidak memerlukan sebuah AP, tiap titik dapat melakukannya secara langsung!  Ya, seperti layaknya hubungan ad-hoc, tetapi juga dapat menghubungkan sebuah titik dalam jaringan ke banyak titik lainnya seperti sebuah jaringan star. Tiap titik memiliki derajat yang sama, tidak ada yang berfungsi sebagai server / AP maupun client.


Gambar 1. Topologi Ad-hoc, Star dan Mesh
Secara logika, jika hubungan dapat secara langsung dilakukan, maka throughput-nya juga akan semakin besar jika dibandingkan harus melalui sebuah AP. Dalam jaringan wireless, jumlah lompatan akan mempengaruhi throughput secara signifikan. Sedangkan kemampuan jaringan terhubung ke lebih dari satu titik membuat jaringan model mesh memiliki skalabilitas yang baik, sama halnya dengan jaringan star, bahkan lebih baik.
Routing Protocol
Yang mengizinkan sebuah titik mampu melakukan komunikasi dalam jaringan mesh seperti yang diharapkan adalah peranan dari routing protocol. Tidak seperti sebuah AP, tiap titik mesh berfungsi sebagai sebuah router yang menyajikan informasi jalur yang harus dilewati data sampai ke titik tujuan. Informasi jalur akan di-update secara otomatis dalam setiap titik mesh. Informasi jalur tersebut didapatkan dari titik-titik mesh di sekitarnya. Selain menerima, tiap titik mesh juga diharuskan mengirimkan informasi yang dia ketahui. Tiap titik kemudian mengolah informasi yang diterima dan menentukan jalur mana yang paling cepat ditempuh ke sebuah titik dalam jaringan. Yah, kerja sebuah titik mesh cukup ribet, tidak seperti AP, sebagian kemampuannya digunakan untuk melakukan hal tersebut sehingga dibutuhkan sumberdaya lebih, jika tidak tentunya kemampuannya harus dikorbankan. 
Secara umum ada dua tipe routing protocol yang biasa digunakan, routing protocol yang bersifat reaktif dan yang bersifat proaktif. Sesuai dengan namanya, routing protocol reaktif akan memberikan informasi routing hanya jika ada komputer yang menginginkannya. Sedangkan routing  protocol proaktif akan secara proaktif memberikan informasi routing setiap jangka waktu tertentu. Routing protocol reaktif biasanya dimanfaatkan oleh Mobile Ad-hoc Networking (MANET) yang memiliki mobilitas tinggi, misalnya seperti di medan perang. Sedangkan routing protocol proaktif lebih umum digunakan pada stasiun-stasiun fixed wireless. Contoh mekanisme routing protocol reaktif adalah AODV (Ad-hoc On-demand Distance Vector) sedangkan yang bersifat proaktif adalah OLSR (Optimized Link State Routing).
Self Healing dan Self Organizing
Sifat jaringan tanpa kabel, dengan routing yang cerdas dan diperbarui setiap saat memungkinkan sebuah titik dapat ditambahkan kedalam jaringan secara singkat dan tanpa pengaturan manual. Sifat ini disebut self-organizing. Cukup dengan autentikasi yang tepat, maka jaringan sudah dapat berjalan dengan sendirinya.
Ketika sebuah titik dalam jaringan gagal (failed), maka titik-titik di sekitarnya akan memperbarui informasi routing mereka dengan meniadakan titik yang hilang dan mencari alternatif baru ke titik tujuan dengan segera. Jaringan menjadi lebih dapat diandalkan (reliable). Sifat ini disebut self-healing.
Multihops
Selain mampu mendengarkan informasi routing oleh titik-titik di sekitarnya, sebuah titik mesh juga mampu mendengarkan dan mengirim informasi routing yang berada sejauh beberapa lompatan darinya. Namun hanya jalur yang lebih pendek yang diprioritaskan untuk dilalui sebuah paket. Hubungan multihops membuat topologi mesh memiliki skalabilitas yang tinggi dibanding topologi lainnya.
Jadi, mana lebih baik? Star atau Mesh?
Topologi star tidak memerlukan mekanisme routing yang bertele-tele sehingga lebih efisien dalam melakukan sebuah hubungan. Namun hubungan hubungan yang efisien tersebut hanya berlaku untuk hubungan ke AP, untuk hubungan ke klien lain dengan melalu dua lompatan (hop) atau lebih, efisiensi itu tidak berlaku lagi. Oleh karena itu, topologi star sebaiknya dimanfaatkan untuk jaringan yang lebih sering melakukan akses ke hanya satu titik saja, misalnya jaringan hotspot jang mengakses gateway internet.
Topologi mesh membutuhkan mekanisme routing khusus, sehingga dapat mengurangi kinerjanya. Namun untuk hubungan ke titik-titik disekitarnya umumnya dimaksimalkan berjarak satu hop (meskipun juga dapat dibuat multihops), mesh sangat efisien. Secara umum, mesh adalah hubungan yang mirip sebuah AP dalam Star dengan overhead biaya routing tambahan. Oleh karena itu, topologi mesh cocok dimanfaatkan untuk koneksi yang mengharuskan seringnya hubungan antar titik yang banyak, misalnya pada sebuah jaringan komunitas yang digunakan untuk berbagi file, akses VoIP, atau games antar tetangga dalam RT/RW Net. Dukungan kemampuan jaringan multihops juga menjadi kelebihan topologi ini.

0 komentar:

Posting Komentar